Kamis, 02 Oktober 2014

HUBUNGAN BUDAYA DENGAN SASTRA



 HUBUNGAN BUDAYA DENGAN SASTRA

I.                  BUDAYA ATAU KEBUDAYAAN

Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dipelajari dan dialami bersama secara sosial, oleh para anggota suatu masyarakat. Sehingga suatu kebudayaan bukanlah hanya akumulasi dari kebiasaan dan tata kelakuan tetapi suatu sistem perilaku yang terorganisasi. Dan kebudayaan melingkupi semua aspek dan segi kehidupan manusia, baik itu berupa produk material maupun non material.

II.                  SASTRA 

Masalah sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar, karena materi-materi yang diulas IBD ada kaitannya dengan sastra dan .Indonesia sangat menjunjung adanya sastra dan seni, seni termasuk sastra yang pentng dalam manusia karena seni merupakan ekspresi nilai nilai kemanusiaan yang normativ dan bukan sebagai formulasi nilai – nilai kemanusiaan.
Sastra meiliki peranan yang jauh lebih penting karena sastra menggunakan bahasa. Sementara bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia untuk memahami diri sendiri yang akhirnya melahirkan filsafat untuk memahami alam semesta dan akhirnya menciptakan ilmu pengetahuan.
Telah dikukuhkan oleh para ahli bahasa bahwa bahasa sebagai alat komunikasi secra genetis hanya ada pada manusia. Bahasa hidup didalam masyarakat dan dipakai oleh warganya untuk berkomunikasi. Kelangsungan hidup sebuah bahasa sangat dipengaruhi oleh dinamika yang terjadi dalam dan dialami penuturnya. Dengan kata lain, budaya yang ada disekeliling bahasa tersebut akan ikut menentukan wajah dari bahasa itu.
Dengan demikian bahasa merupakan ujaran yang diucapkan secara lisan, verbail secara arbitrer,lambang, simbol, dan tanda – tanda yang digunakan dalam bahasa mengandung makna yang berkaitan dengan situasi hidup dan pengalamn nyata manusia.


III.            HUBUNGAN BUDAYA DENGAN SASTRA 

Ada berbagai teori mengenai hubungan bahasa dan budaya. Ada yang mengatakan bahasa merupakan bagian dari budaya, tetapi ada pula yang mengatakan sebaliknya, namun mempunyai hubungan yang sangat erat, sehingga tidak dapat dipisahkan. Ada yang mengatakan bahwa bahasa sangat dipengaruhi budaya, sehingga segala hal yang ada dalam kebudayaan akan tercermin didalam bahasa, dan pendapat sebaliknya bahwa bahasa dipengaruhi kebudayaan dan cara berpikir manusia atau masyarakat penuturnya.
Dalam analisi semantik, abdul chaer mengatakan bahwa bahasa itu bersifat unik dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan budaya masyarakat pemakainya, maka analisis bahasa suatu bahasa hanya berlaku untuk menganalisis bahasa itu saja tidak dapat digunakan untuk menganalisi bahasa lain.
Dengan demikian hubungan bahasa dan kebudayaan seperti anak kembar siam , dua buah fenomena sangat erat sekali bagaikan dua sisi mata uang , sisi yang satu sebagai sistem kebahasaan dan didi lain sebagai sistem kebudayaan.

IV.            PENGARUH BUDAYA TERHADAP SASTRA

Bahasa tidak hanya menuai hubungan dengan budaya, tetapi juga sastra. Bahasa mempunyai peranan yang penting dalam sastra karena bahasa punya andil besar dalam mewujudkan ide/keinginan penulisnya. Banyak hal yang bisa tertuang dalam sebuah sastra, baik itu puisi, novel, roman, bahkan drama. Setiap penulis karya sastra hidup dalam zaman yang berbeda dan perbedaan zaman inilah yang turut ambil bagian dalam menentukan warna karya sastra mereka. Oleh karena itu, ada beberapa periode dalam penulisan karya, seperti Balai Pustaka, Pujangga Baru, Angkatan 45, Angkatan 66 dan sebagainya. Setiap periode mengangkat latar belakang yang berbeda-beda sesuai zaman dan budaya saat itu.

Perbedaan karya sastra setiap periode bukanlah semata-mata karena ide/gagasan dari penulisnya. Perbedaan ini dipengaruhi oleh kondisi sosial, politik dan budaya yang terjadi pada saat itu. Bahkan, jika kita mau menuntut karya sastra dari awal sampai sekarang dan meneliti lebih dalam mengenai latar belakang ideologi saat itu, kita bisa mendapati bagaimana proses perjalanan Bangsa Indonesia. Meskipun karya sastra di Indonesia bisa dibilang hampir pada posisi tengah, tidak terlalu menonjol dan tidak terpuruk, namun perlu disadari bahwa budaya barat sedikit demi sedikit, dari waktu ke waktu, turut mempengaruhi karya sastra Indonesia. Para peneliti sastra pun menjadi asing dengan dengan tradisi yang dimiliki oleh sejarah panjang sastra di Indonesia, melalui karya-karya sastra yang ada.

Budaya dan sastra mempunyai ketergantungan satu sama lain. Sastra sangat dipengaruhi oleh budaya, sehingga segala hal yang terdapat dalam kebudayaan akan tercermin didalam sastra. Masinambouw mengatakan bahwa sastra (bahasa) dan kebudayaan merupakan dua sistem yang melekat pada manusia. Jika kebudayaan adalah sistem yang mengatur interaksi manusia didalam masyarakat, bahasa (sastra) adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai sarana berlangsungnya interaksi.

Sebagai contoh, kesusastraan Indonesia. Kesusastraan Indonesia menjadi potret sosial budaya masyarakat Indonesia. Tidak jarang, kesusastraan Indonesia mencerminkan perjalanan serjarah Indonesia, kegelisahan kultural dan manifestasi pemikiran Bangsa Indonesia. Misalnya, kesusastraan zaman Balai Pustaka (1920-1933). Karya-karya sastra pada zaman itu menunjukan problem kultural ketika Bangsa Indonesia dihadapkan pada budaya Barat. Karya sastra tersebut memunculkan tokoh-tokoh (fiksi) yang mewakili golongan tua (tradisional) dan golongan muda (modern). Selain itu, ada budaya lama, seperti masalah adat perkawinan dan kedudukan perempuan yang mendominasi novel Indonesia pada zaman Balai Pustaka. Sekarang ini, novel Indonesia cenderung menyajikan konflik cinta, sains, kekeluargaan, dll..

V.         KESIMPULAN

Berdasarkan informasi-informasi yang ada, budaya dengan sastra adalah hal yang tidak dapatdipisahkan satu sama lain karena memiliki ketergantungan satu sama lain. Sebagai contoh, ada yang mengatakan bahwa bahasa sangat dipengaruhi oleh budaya, sehingga segala hal yang terdapat dalam kebudayaan akan tercermin di dalam bahasa. Sebaliknya, ada juga yang mengatakan bahwa bahasa sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dan cara berpikir manusia atau penutur bahasa. Masinambouw mengatakan bahwa bahasa (sastra) dan kebudayaan merupakan dua system yang melekat pada manusia. Jika kebudayaan adalah system yang mengatur interaksi manusia di dalam masyarakat, maka bahasa (sastra) adalah suatu system yang berfungsi sebagai sarana berlangsunganya suatu interaksi.

VI.      SARAN
Sastra dan budaya tidak dapat dilepaskan saling terikat satu sama lainnya. Maka dari itu lahirlah suatu seni yang merupakan perpaduan antara sastra dan budaya. Sebagai seseorang memiliki seni, budaya dan sastra hendaknya kita mesti menjaga agar seni dan budaya Indonesia tetap terjaga kelestariannya sehingga Indonesia dapat menunjukkan ciri khas Negara kepada dunia internasional di masa mendatang.






NAMA : MOCHAMAD ARDIYANTO MUSLIH
KELAS : 1KB06
NPM   : 25113531

Tidak ada komentar:

Posting Komentar